Makhluk Apa Sih Fintech ?




Saat menghadiri Singapore Fintech Festival Oktober 2017, saya berkesempatan ngobrol tentang perkembangan Fintech di Singapore dengan seorang alumni MBA Nanyang Technological University (NTU) yang merupakan salah satu perguruan tinggi terbaik di Asia. Saat ini jika ada kata-kata atau istilah yang sangat popular dikalangan professional/pekerja/pengusaha di Singapore ya “Fintech”. Dimana-mana orang membicarakan Fintech. Mulai dari geliat pengguna yang saat ini bisa mendapatkan pinjaman personal yang cepat dan simple atau dari perspektif investor/lender dimana seseorang dengan mudahnya bisa membiayai seorang peminjam/borrower hanya dengan sejumlah kecil dana, katakan saja dengan 100 dolar seseorang sudah bisa turut dalam crowdfunding untuk membiayai kebutuhan peminjam dana dan bulan depan repayment sudah bisa diterima di rekening.

Lebih jauh sudah banyak startup fintech berdiri dan akan terus bertambah. Juga bagaimana gelora antusias warga berbicara terkait hadirnya teknologi baru terkait deteksi kebenaran personal data, biometric login dengan retina atau bagaimana hadirnya teknologi yang bisa menolak login seorang yang tidak berhak walaupun menggunakan username dan password yang benar (Know Your Customer). Algoritma, teknologi bicara!

Dua tahun lalu (2015) menurutnya, bicara Fintech banyak orang yang masih bingung, tidak notice atau masih belum well informed sehingga antusias bicara fintech ini masih belum seramai sekarang.

Mendengar cerita itu saya langsung teringat di tanah air, Indonesia tercinta. Dalam beberapa kesempatan ketika berkenalan dan bertukar kartu nama sembari menjelaskan fintech, kebanyakan terlihat masih bingung kemudian tersenyum dan langsung menyimpan saja kartu nama. Belum terlihat apresiasi atau minat lebih besar untuk membicarakan. Walau pastinya tidak sama persis, kondisi awareness masyarakat Indonesia tentang Fintech saat ini bisa saja sama dengan kondisi Singapore dua tahun lalu.


Apasih Fintech?
Definisi
Fintech adalah singkatan dari financial technology yang menggambarkan sebagai perusahaan/badan yang menggabungkan layanan keuangan dengan teknologi modern, inovatif. Perusahaan-perusahaan pada Fintech Industry dapat dibagi menjadi 4 (empat) segmen utama berdasarkan kekhasan bisnis model masing-masing:

Pertama, Pembiayaan (financing). Merupakan segmen yang menawarkan pembiayaan baik kepada individu maupun kepada entitas bisnis: perusahaan, koperasi. Segmen ini dapat dikategorikan kembali menjadi:
1.Crowd funding, merupakan bentuk pembiayaan dimana banyak kontributor (biasa disebut “backers”) menyediakan sumber dana untuk memenuhi suatu kebutuhan. Dapat dikategorikan sbb:
a. Crowdfunding bersifat donasi
b. Crowdfunding berbasis reward
c. Crowdfunding bersifat investasi
d. Crowdfunding atas pinjaman
2. Lending, penyedia fasilitas kredit/pinjaman kepada individu berbentuk cicilan harian atau bulanan, maupun kepada badan usaha berupa pembiayaan invoice (tagihan), pembiayaan konstruksi pada proyek property dengan satu kali pembayaran di akhir ataupun dengan beberapa kali pembayaran
3. Penyedia keduanya crowdfunding maupun lending

Kedua, Manajemen Aset (Asset Management). Merupakan fintech yang menawarkan saran investasi dan manajemen aset/wealth management. Terdiri dari beberapa segmen:
1. Social trading
2. Robo – Advice
3. Personal finance management
4. Wealth management

Ketiga, Transaksi Pembayaran (Payment Transaction Gateway). Merupakan aplikasi dan layanan yang menyangkut transaksi pembayaran nasional dan internasional. Terdiri dari sub segmen sbb:
  1. Alternatif metode pembayaran (payment gateway). Perusahaan yang menyediakan layanan mobile payment . Termasuk didalamnya penggunaan mobile phone untuk melakukan pembayaran dan transfer bank, termasuk dalam segmen ini. Perusahaan yang menyediakan e-wallet, e-money, cyber wallet masuk dalam kategori ini pula. E-wallet merupakan sebuah sistem dimana mata uang digital dan informasi berbagai sistem pembayaran dapat disimpan
  2. Blockchain dan Cryptocurrencies, mata uang digital.

Keempat, Fintech lainnya (others fintech). Merupakan segmen bisnis fintech yang tidak dapat diklasifikasikan berdasar tiga fungsi tradisional bank seperti: pembiayaan, aset manajemen, dan transaksi pembayaran. Masuk dalam kategori ini adalah:
  1. InsurTechs, merupakan fintech yang menawarkan asuransi atau memfasilitasi akuisisi pelanggan asuransi. Layanan ini termasuk menawarkan peer to peer insurance.
  2. Fintech search engines and comparison sites. Layanan ini menawarkan Internet-based search dan perbandingan produk-produk atau layanan keuangan.
  3. Technology, IT and Infrastructure, merupakan fintech yang menyediakan solusi teknis bagi penyedia jasa keuangan. Ulasan diatas menggambarkan segmen-segmen yang terkait dengan fintech. Bicara fintech maka tidak terlepas dari kategori-kategori di atas dengan berbagai istilah baru yang terus bermunculan seiring dengan dinamisnya perkembangan teknologi dan layanan keuangan. Industri Fintech sangat dinamis dan fast moving. Setiap tahun semakin banyak perusahaan masuk ke pasar dengan business model inovatif. Di Indonesia, dengan internet users 132.7 juta, active social media users 106 juta, dan active mobile users 92 juta (sumber: Hootsuite) ditambahkan lagi pada sisi penyelenggara, Asosiasi Financial Technology Indonesia (AFTECH) sudah bergabung sekitar 200 perusahaan anggota, maka dalam waktu 2 (dua ) tahun kedepan, tidak berlebihan jika kita katakan bahwa gempita soal Fintech ini akan menemukan puncaknya, bahkan lebih awal dalam 1-2 tahun ini. Salam Fintech Kuseryansyah

#fintech
#fintechlending
#pinjol
#inklusikeuangan
#financialinclusion
#afpi
#aftech
#umkm #msme

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makhluk Apa Sih Fintech ?"

Post a Comment